Minggu, 06 Maret 2011

Tidur di Akhir Pekan yang Menyehatkan

ANAK-ANAK yang memilih tidur pada akhir pekan atau hari libur terbukti terhindari dari kegemukan. Selain itu, juga menghilangkan risiko terserang penyakit kardiovaskular dan masalah metabolisme.

Memiliki waktu tidur yang cukup dan teratur bagi seorang anak tentu memiliki efek yang besar bagi perkembangan dan pertumbuhannya kelak.Kegiatan tidur amatlah penting bagi anak. Tidur memungkinkan tubuh beristirahat untuk memulihkan stamina. Tidur berkualitas memiliki peran krusial pada kondisi perkembangan kesehatan jiwa anak, di samping dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.

Menurut penelitian terbaru, tidur yang cukup pada akhir pekan ternyata dapat membantu anak-anak melawan obesitas atau kegemukan. Sebelumnya memang telah diketahui, kurang tidur pada anak bisa meningkatkan risiko mengalami kegemukan dan kondisi kesehatan lainnya. Namun,“membayarnya” pada hari libur akan mengurangi dampak kekurangan tidur pada hari kerja.

“Di Amerika Serikat, anak-anaknya masih belum cukup tidur,” kata ketua tim peneliti, Dr David Gozal yang juga seorang dokter anak di Corner Children’s Hospital di University of Chicago, Amerika Serikat.

Dia dan rekan-rekannya mengamati pola tidur dari 308 anak-anak selama sepekan dan membandingkan pola tersebut dengan indeks massa tubuh (body mass index/BMI). BMI adalah suatu pengukuran yang membandingkan berat badan dengan tinggi badan untuk mengetahui apakah seseorang tersebut kegemukan atau tidak. Anak-anak yang berusia 4 sampai 10 tahun yang menjadi partisipan studi ini, rata-rata waktu tidur malamnya selama delapan jam.

“Jumlah waktu tidur ini lebih rendah daripada yang disarankan pada seorang anak, yaitu sekitar 9,5 sampai 10 jam pada usia tersebut,” kata Gozal seperti dikutip dari laman Healthday.com.

Anak-anak yang mendapatkan jumlah jam tidur seperti yang dianjurkan, akan menghilangkan sama sekali risiko obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular lainnya.

“Namun, ketika jumlah waktu tidur menjadi lebih pendek dan tidur menjadi tidak teratur, maka risiko obesitas akan meningkat,” imbuh Gozal.

Anak-anak yang memiliki waktu tidur paling pendek dan memiliki jadwal tidur yang sangat tidak teratur akan mendapatkan lebih dari empat kali lipat peningkatan dalam risiko obesitas. Selain itu, anak-anak ini memiliki peningkatan risiko untuk terserang penyakit kardiovaskular dan pradiabetes.

Namun, jika anak-anak yang kurang tidur ini secara konsisten untuk mengganti waktu tidurnya pada akhir minggu, maka peningkatan risiko untuk menjadi obesitas dan masalah metabolisme lainnya akan berkurang menjadi hanya 2,8 kali lipat.

“Ini memang belum normal. Dan, masih tetap saja berisiko, tetapi tidak sebanyak jika tetap kurang tidur selama akhir pekan,” tutur Gozal.

Laporan hasil studi ini diterbitkan di jurnal Pediatrics menyebutkan gabungan antara kurang tidur dan tidur tidak teratur memang dapat mengakibatkan masalah metabolisme, seperti gula darah tinggi.

Gozal mengatakan, penelitian lain telah menunjukkan apabila kurang tidur memiliki efek secara biologis, termasuk gula darah tinggi dan keinginan untuk mengonsumsi makanan manis dan kaya lemak. Tidak cukup tidur juga membuat seseorang lebih sulit untuk menurunkan berat badannya.

“Semua hal ini menunjukkan bahwa tidur adalah sebuah alat penting untuk mengatur metabolisme,” tuturnya.

“Jika kita menyalahgunakan tidur kita dengan tidak cukup waktu tidurnya, maka kita mendapatkan ‘hukuman’ dengan bertambah berat badannya dan juga berisiko menderita penyakit kardiovaskular dan semua komplikasi metabolik lainnya,” ungkap Gozal.

Anak-anak, menurut Gozal, kurang tidur karena berbagai alasan. Misalnya kesibukan sekolah dan acara keluarga. Atau gangguan dari media elektronik seperti ponsel, komputer, dan televisi yang menghalangi mereka menjalankan rutinitas tidur sehat.Akibat dari kekurangan tidur adalah karena ketika kita akhirnya mendapatkan waktu yang lebih panjang, kita harus tetap bangun pada jam yang sama.

Sumber : okezone.com

Tidak ada komentar: