Selasa, 09 Maret 2010

Tenggelam Dalam Sebuah Kenangan

Masih hangat terasa diingatanku
Saat kau tinggalkan kecupan dibibirku


Ku sangat bahagia begitu manis
Hingga ku tak rela menyebutnya
Sebuah kenangan


Sungguh tak percaya
Aku menghadapi perpisahan itu
Ku tak pernah ingin melepaskanmu
Hingga kini takdir kenyataan
Yang makin memaksa kita untuk berpisah
Selama-lamanya selama-lamanya
Tenggelam dalam sebuah kenangan

(YOU)

Daya Tahan

Kelancaran sistem daya tahan melawan penyakit semula jadi badan sangat penting dalam aspek penjagaan kesihatan seseorang individu.Pemakanan, senaman dan rehat yang mencukupi dapat meningkatkan daya tahan melawan penyakit. HIV berkaitan dengan penurunan daya tahan melawan penyakit

Sel-sel limfosit merupakan sel-sel penting di dalam sistem ini. B-limfosit Menghasilkan antibodi (sejenis protein bagi memusnahkan agen jangkitan) T-limfosit Melawan serangan kuman (bakteria, virus dan fungi) dan mengawal barah. Neutrofil & Makrofaj Monosit Sel darah putih yang terlibat di dalam pemusnahan (menelan) kuman yang menyerang tubuh badan. T-limfosit adalah penggerak utama di dalam sistem pertahanan tubuh melawan penyakit. Apabila kuman memasuki tubuh badan manusia, sel-sel T-limfosit (helper) akan dirangsang untuk bertindak balas dengan membelah dirinya (cell division) serta mengeluarkan sejenis bahan kimia “limfokin”. Limfokin ini berfungsi mengawal pertumbuhan dan tahap kematangan sel-sel limfosit yang lain terutamanya sel-sel T-limfosit (suppressor/sitotoksik) serta B-limfosit dan juga makrofaj/monosit. Sel-sel T-limfosit (helper) membantu merangsang sel-sel B-limfosit mengeluarkan antibodi (memusnahkan kuman) sementara sel-sel T-limfosit (suppressor) membantutkan pengeluaran antibodi setelah jangkitan tamat. Mikrofaj dan monosit berfungsi dengan menelan, menghadam dan menyediakan “kuman” sebagai sasaran (target cell) untuk dimusnahkan oleh antibodi yang dihasilkan oleh B-limfosit atau terus dimusnahkan oleh T-limfosit (citotoksik, killer).

HIV membinasakan sistem yang sepatutnya memusnahkannya dan mempertahankan tubuh badan dari serangan virus tersebut. Apabila memasuki badan ia mencari sel-sel mikrofaj dan T-limfosit (helper), melekat (pada receptor) dan seterusnya menembusinya. Sel-sel ini akhirnya menjadi mangsa dan tidak berupaya menjadi pelindung. Setelah virus terlekat pada dinding sel, virus tersebut menanggalkan lapisan luar dan memasukkan inti (core) yang mengandungi bahan baka ke dalam sel (T-limfosit). Ketika berada di dalam sel, virus menggunakan enzim dipanggil ‘reverse transcriptase’ untuk menukar bahan bakanya (RNA) kepada DNA dan seterusnya bergabung dengan bahan baka sel (T-limfosit). Peringkat ini pesakit berada di peringkat pengeraman (telah dijangkiti tetapi tiada tanda-tanda dan gejala-gejala).

Virus ini menetap tersembunyi di dalam nukleus sel sehingga sel dirangsang untuk membiak. Virus baru akan keluar daripada sel sambil menggunakan dinding sel sebagai selaput luar virus (bertunas). Melalui cara ini T-limfosit akan musnah. Virus-virus baru ini akan mencari sel lain dan proses yang sama berulang, untuk seterusnya memusnahkan sistem daya ketahanan badan.

Dengan kemusnahan sistem daya tahan tubuh semula jadi, pesakit tidak berupaya melawan kuman-kuman tertentu dan akhirnya mereka akan menjadi mangsa kepada lain-lain jangkitan opurtunis yang pada kebiasaannya mudah dihadapi oleh sistem pertahanan semula jadi tubuh badan. Jangkitan-jangkitan tersebut meliputi jangkitan yang disebabkan oleh protozoa (haiwan satu sel) tertentu seperti pneumocystis carinii, Toxoplasma, Cryptosporidium, virus-virus lain seperti Cytomegalovirus (CMV), Herpes Simplex dan Varisella Zoster, kulat-kulat seperti Candida dan Criptococcus dan bakteria seperti dengan penyakit Tuberculosis dan Typhoid. Kebanyakan pesakit AIDS mati kerana penyakit-penyakit ini bukan kerana jangkitan HIV secara langsung. Kegagalan sistem daya tahan badan juga menyebabkan terjadinya beberapa jenis barah seperti Kaposi Sarcoma dan barah pangkal Rahim.

(google)

Asuransi Jiwa

Asuransi jiwa adalah solusi yang ideal untuk menutup kemungkinan masalah keuangan karena tidak hanya memberikan perlindungan asuransi jiwa, tetapi menyediakan skema tabungan biasa juga. Ini adalah cara sistematis mengumpulkan uang yang kemudian dikelola oleh para profesional yang akan digunakan untuk tujuan-tujuan keuangan tertentu, dan pada saat yang sama memberikan perlindungan pada saat terjadi bencana yang dapat membahayakan rencana itu.

Perencanaan keuangan dibuat jauh lebih mudah dengan asuransi jiwa, karena dapat membantu mengembangkan jumlah uang yang telah Anda simpan. Anda kemudian akan mampu melanjutkan dengan mendapatkan hal-hal baik yang selalu Anda ingin keluar dari kehidupan seperti: pendidikan yang baik bagi anak-anak Anda, menyisihkan dana untuk pernikahan mereka atau pensiun dengan nyaman.

PRUlink assurance account plus (PAA) adalah unit linked premi berkala produk yang menawarkan berbagai pilihan dana investasi.

(google)

Kesehatan Jiwa

Menurutnya, jumlah psikiatri di sebagian besar negara berkembang hanya sekitar 0-1 per 100 ribu penduduk dan belum tersebar merata. Dari jumlah itu, sekitar 65,1 persen psikiatri melakukan praktik di rumah sakit jiwa, 15,9 persennya berpraktik di rumah sakit umum dan 19,0 persennya berpraktik di tempat-tempat praktik khusus. "Sarana pelayanan kesehatan jiwa belum berada di dekat komunitas, sehingga tidak mampu menjangkau semua sasaran," ujarnya.

Kualitas pelayanan gangguan kesehatan jiwa pun, menurut Saraceno, rata-rata masih buruk sehingga penderita enggan atau jera me-meriksakan diri atau mendapatkan perawatan dari sarana pelayanan kesehatan jiwa yang ada. "Di beberapa negara, biaya perawatan gangguan kesehatan jiwa sangat tinggi sehingga tidak bisa dijangkau oleh semua kalangan," katanya.

Selain itu, Saraceno menambahkan, stigma yang me-lekat pada masalah-masalah gangguan jiwa, membuat penderita enggan atau tidak mau memeriksakan diri dan mendapatkan perawatan.

Guna mengantisipasi masalah itu, Saraceno meminta pada semua pihak, termasuk pembuat kebijakan, untuk gencar melakukan sosialisasi sehingga bisa menggeser paradigma tentang gangguan kesehatan jiwa.

Dia mengatakan, masalah gangguan kesehatan jiwa tidak bisa hanya dilihat dari jumlah pasien di rumah sakit jiwa atau jumlah orang gila yang bisa diatasi dengan membangun rumah sakit jiwa tetapi harus dilihat secara menyeluruh.

"Karena masalah ini tidak hanya tentang orang gila, tetapi juga tentang gangguan emosional lainnya seperti depresi, kekerasan terhadap anak dan yang lainnya," kata Saraceno.

Penanganan gangguan kesehatan jiwa, menurut Saraceno, harus digeser dari metode biomedikal menjadi biopsikososial, dari jangka pendek menjadi jangka panjang, dari perawatan menjadi pelayanan, dan dari pendekatan klinis ke pendekatan kesehatan masyarakat.

"Sistem pelayanan gangguan kesehatan jiwa di rumah sakit harus digeser menjadi sistem pelayanan kesehatan jiwa komunitas. Pelayanan gangguan kesehatan jiwa harus disediakan di sarana kesehatan primer, karena rumah sakit jiwa bukan solusi tepat dalam hal ini," katanya menegaskan.

Pada kesempatan Saraceno juga menyinggung soal proporsi alokasi anggaran untuk kesehatan jiwa yang rata-rata masih sangat kecil dibandingkan total anggaran untuk kesehatan. Persentase alokasi anggaran untuk kesehatan jiwa dari total anggaran di bidang kesehatan di negara berpenghasilan rendah, menengah ke bawah dan tinggi masing-masing hanya sebesar 1,5 persen, 2,78 persen dan 3,49 persen.

"Di negara dengan penghasilan sangat tinggi pun alokasi anggaran untuk kesehatan jiwanya tidak besar," tambahnya.

Menurut Saraceno rata-rata anggaran yang dibutuhkan untuk kesehatan jiwa sebesar 13 persen dari total anggaran kesehatan, namun yang dapat disediakan oleh setiap negara saat ini rata-rata baru 2,0 persen.

Selain itu, ia melanjutkan, politisi dan pembuat kebijakan belum sepenuhnya memahami masalah gangguan kesehatan jiwa sehingga mereka tidak membuat kebijakan yang mendukung upaya penanganan masalah kesehatan jiwa.

"Gangguan kesehatan jiwa selalu diartikan dengan gila sehingga mereka pikir membangun rumah sakit jiwa adalah solusi. Itu salah, karena gangguan kesehatan jiwa juga meliputi depresi dan gangguan emosional yang lain, termasuk jika Anda bertengkar dengan suami atau istri, bunuh diri atau kekerasan terhadap anak," jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, minimnya perhatian negara-negara di dunia terhadap masalah gangguan kesehatan jiwa juga terlihat dari masih rendahnya tindakan preventif dan promotif yang dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan kasus gangguan kesehatan jiwa.

Hal itu terlihat dari hasil studi Bank Dunia tahun 1995 di beberapa negara yang menunjukkan bahwa 8,1 persen hari-hari produktif hilang akibat beban penyakit disebabkan oleh masalah kesehatan jiwa.

Saraceno menjelaskan pula bunuh diri, yang terjadi karena gangguan kesehatan jiwa, merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di beberapa negara.

Ia mencontohkan, menurut studi yang dilakukan pada penduduk usia 15-35 tahun pada 1998, bunuh diri merupakan penyebab kematian pertama di China dan penyebab kematian kedua setelah kecelakaan lalu lintas di Eropa.

Hubungan Antara Peran Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan

Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami gangguan kesehatan / dalam keadaan sakit. Keluarga juga merupakan salah satu indikator dalam masyarakat apakah masyarakat sehat atau sakit (Efendi , 1998). Peran / tugas keluarga dalam kesehatan yang dikembangkan oleh ilmu keperawatan dalam hal ini adalah ilmu kesehatan masyarakat (Komunitas) sangatlah mempunyai arti dalam peningkatan dalam peran / tugas keluarga itu sendiri. Perawat diharapkan mampu meningkatkan peran keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga. (Friedman, ed 3, 1998 : 145)
Peran keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yaitu mampu mengambil keputusan dalam kesehatan, Ikut merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada sangatlah penting dalam mengatasi kecemasan klien.(Friedman, 2003 : 146).
Penanggulangan Injecting Drug User (IDU) memang cukup sulit, perlu diperhatikan dari berbagai aspek, misalnya ketersediaan sarana kesehatan publik, hukuman bagi pengguna, pengedar dan berbagai cara yang lain. Cara yang dapat dilakukan adalah melalui pendekatan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan terkecil bagi seorang IDU. Kasih sayang orang tua akan menyebabkan pengguna merasa bahwa dirinya masih ada yang memperhatikan, merasa dihargai dan dibutuhkan. Dengan kasih sayang orang tua diharapkan menjadi manusia yang dapat diterima oleh masyarakat (Abu ahmadi, 2002 : 106).

Perilaku Masyarakat Dalam Fasilitas Kesehatan

Salah satu wujud kepedulian Pemerintah Indonesia terhadap kesehatan masyarakat adalah dibangunnya sejumlah Puskesmas dan Posyandu. Pembangunan Puskesmas dimaksudkan sebagai salah satu lembaga pelayanan kesehatan yang terdepan. Artinya, sebagai lembaga yang diharapkan menjadi ujung tombak kesehatan masyarakat akan dapat meningkatkan peranannya untuk melayani masyarakat terbawah di berbagai daerah di Indonesia, termasuk juga masyarakat petani di wilayah Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Sementara itu, terdapat berbagai pilihan fasilitas kesehatan yang dimanfaatkan masyarakat untuk mencari kesembuhan ketika mengalami sakit. Fasilitas dimaksud adalah pengobatan keluarga yang dilakukan sendiri misalnya minum jamu, fasilitas pengobatan Non Medis misalnya dengan pertolongan dukun atau alternatif lain serta fasilitas pertolongan Medis misalnya dengan pertolongan dokter atau bidan berdasarkan ilmu kedokteran. Konsep sakit dan penyakit dibentuk atas dasar nilai budaya setempat dengan demikian, akan terjadi berbagai variasi perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan yang dipengaruhi oleh struktur sosial setempat.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan yang dilakukan keluarga petani dengan perspektif Pertukaran Sosial dan Health Belief Model. Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga dalam hal : kondisi ekonomi, pendidikan kepala keluarga, sikap terhadap pemeliharaan kesehatan, kekhawatiran terhadap penyakit dan dukungan lingkungan sosial dengan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan.

Juga menganalisis hubungan antara karakteristik individu penderita dalam hal: umur, jenis kelamin, jenis penyakit dan daya tahan tubuh dengan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan

Landasan teori untuk memahami perilaku masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan melalui kajian Pertukaran Sosial (Exchange Theory), Health Belief Model (HBM), Socio Behavioural Models Kroeger. Dalam Health Belief Model dinyatakan terdapat komponen yang mempengaruhi seseorang mengambil tindakan yaitu adanya ancaman, manfaat hasil, kepekaan yang dirasakan dan penghalang serta kepercayaan untuk melaksanakan tindakan.

Socio Behavioural Models Andersen telah dielaborasi oleh Kroeger, menyatakan ada 3 variabel yang berhubungan dengan penggunaan fasilitas penyembuhan seperti karakteristik individu, persepsi terhadap penyakit serta karakteristik dari pelayanan kesehatan itu sendiri. Sementara fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan berupa pengobatan sendiri (S), pertolongan medis (M) dan pertolongan Non medis (N). Pada model Kroeger terlihat bahwa reinforcing factor atau faktor penguat dari model Green tidak secara eksplisit ditampakkan tetapi Kroeger menonjolkan variabel dari karakteristik dan persepsi terhadap penyakit dimana model ini mirip dari model HBM.

Memahami fenomena sosial dalam memetakan masalah perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam hal pengobatan medis maupun non medis harus melihat fungsinya terhadap keseluruhan sistem. Ada tiga alasan dasar dalam struktur sosial masyarakat. Pertama posisi tertentu lebih menyenangkan untuk diduduki daripada posisi yang lainnya. Kedua, posisi tertentu lebih penting untuk menjaga kelangsungan hidup masyarakat daripada posisi lainnya. Ketiga, posisi sosial yang berbeda memerlukan bakat dan kemampuan yang berbeda pula.

Penerapan kajian Pertukaran sosial dan Pilihan Rasional adalah bahwa masyarakat akan menimbang untung-rugi, nilai kepuasan yang diperoleh, ikatan emosional apa yang dipertukarkan. Dalam kontek ini dianalogikan hubungan antara pasien dengan si pengobat (medis dan non medis). Apalagi dalam masyarakat pedesaan yang masih sederhana, adanya ikatan emosional sesama mereka seringkali mendasari proses pertukaran ini. Dalam konteks ini, teori pertukaran untuk mengkaji perbedaan masyarakat dalam penggunaan layanan kesehatan.

Hipotesis penelitian ini adalah: Ada hubungan antara variabel dilihat dari karakteristik keluarga (kondisi ekonomi, pendidikan kepala keluarga, sikap terhadap pemeliharaan kesehatan, kekhawatiran keluarga terhadap penyakit, dukungan lingkungan sosial), dan ada hubungan antara variabel dilihat dari karakteristik individu penderita (umur, jenis kelamin , jenis penyakit, kondisi daya tahan tubuh ) dengan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan.

Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survei. Populasinya adalah seluruh rumah tangga di wilayah Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang yang memiliki anggota keluarga pernah mengalami sakit. Pengambilan responden dilakukan dengan teknik simple random sampling pada masyarakat di desa Kidal dan desa Bogor . Selanjutnya, data dari 250 responden yang didapatkan dari penghitungan dianalisis secara diskriptif dan uji korelasi Chi Kuadrat pada tingkat nyata sebesar 10%.

Analisis penghitungan Chi Kuadrat menunjukkan bahwa ada hubungan nyata dari karakteristik keluarga (kondisi ekonomi, sikap terhadap pemeliharaan kesehatan, kekhawatiran terhadap penyakit, dukungan lingkungan sosial ) dan dari karakteristik individu (umur penderita) dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan. Tetapi, tidak ada hubungan nyata dari karakteristik keluarga (pendidikan kepala keluarga) dan karakteristik individu penderita ( jenis kelamin, jenis penyakit, kondisi daya tahan tubuh).

Kesimpulan penelitian ini adalah, perilaku masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan ditunjukkan dengan adanya variasi perilaku. Tidak ada pemanfaatan fasilitas kesehatan Sendiri saja, Medis saja atau Non Medis saja dalam upaya penyembuhan penderita. Perilaku masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan ditunjukkan dengan perilaku berganti atau meneruskan menggunakan lebih dari satu fasilitas. Fasilitas kesehatan yang dimanfaatkan pertama kali pada umumnya dilakukan secara Sendiri lebih dahulu.

Ada total 85.6% masyarakat berperilaku memanfaatkan fasilitas kesehatan berakhir sembuh dengan perilaku Non Medis. Ada 14.6% masyarakat berperilaku memanfaatkan fasilitas kesehatan berakhir sembuh dengan perilaku Medis.

Dimanfaatkannya fasilitas kesehatan dengan berbagai perilaku menunjukkan bahwa pranata sosial kesehatan tersebut masih memberikan fungsi dalam memenuhi kebutuhan sistem sosial dalam hal penyembuhan penyakit. Dimanfaatkannya fasilitas kesehatan dengan perilaku lebih dari satu menunjukkan terjadinya interaksi peran (konsep Pertukaran Sosial) untuk mencapai tujuan mendapatkan kesembuhan bagi penderita dengan berbagai macam sarana yang dipilih.

Ada hubungan yang nyata antara kondisi ekonomi keluarga, sikap keluarga terhadap pemeliharaan kesehatan, kekhawatiran terhadap penyakit, dukungan lingkungan sosial, dan umur penderita dengan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan. Tetapi, tidak ada hubungan nyata antara pendidikan kepala keluarga, jenis kelamin penderita , jenis penyakit penderita dan kondisi daya tahan tubuh penderita dengan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan.

Dalam hal penentuan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan, sebagian dari aspek keluarga cenderung mendominasi jika dibandingkan dengan aspek karakteristik individu penderita. Hal ini menunjukkan peran keluarga terutama dalam “kondisi beresiko” memberikan perlindungan dan upaya penyembuhan bagi anggota keluarganya.

Rekomendasi yang disampaikan adalah dilakukan penelitian untuk dapat memahami makna internal yang terjadi mengapa masyarakat merasa sembuh dengan memanfaatkan pola pengobatan Non Medis .sementara fasilitas kesehatan Medis telah diupayakan keberadaannya. Perlunya melakukan intervensi pendidikan kesehatan. yang rasional terkait dengan upaya pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit terutama dengan memanfaatkan tanaman dari hasil pertanian (rempah-rempah). Diperlukan komitmen Pemerintah untuk mengembangkan teknologi obat berbasis hasil pertanian, perlu adanya ikatan para provider di bidang pengobatan Non Medis untuk mengimbangi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau Ikatan Bidan Indonesia (IBI), perlunya evaluasi dan revisi dari regulasi kebijakan terkait dengan pelayanan kesehatan.

Tips Perawatan Wajah untuk Usia Remaja

Untuk tampil menarik dengan kulit yang halus dan sehat, perlu perawatan sedari dini. Sebaiknya sejak usia belasan tahun, anak sudah mulai dibiasakan untuk merawat wajahnya secara baik dan benar.

Umumnya remaja banyak berhubungan dengan debu dan matahari. Oleh karena itu, agar wajah senantiasa halus dan sehat harus selalu menjaga kebersihan kulit.

Menurut Janny Bodhipala selaku pakar kecantikan, para remaja sebaiknya melakukan beberapa langkah perawatan dasar, yaitu:

1. Selalu mencuci muka dengan sabun cair atau sabun padat khusus muka ketika bangun tidur dan setelah beraktivitas.

Hal ini perlu dilakukan karena karakter kulit ketika remaja mengalami perubahan akibat hormonal tubuh yang ada hubungannya dengan kulit. Oleh karena itu ada istilah kulit berminyak, kering, normal, atau kombinasi. Untuk mereka yang kulitnya berminyak, bisa menggunakan scrub plus tonic sebagai penyegar. Sementara untuk mereka yang memiliki kulit kering atau normal sebaiknya menggunakan cleansing yang lembut plus tonic sebagai penyegar wajah.

2. Karena remaja umumnya beraktivitas di bawah sinar matahari, mereka juga sebaiknya menggunakan krim pelindung dengan SPF 5-6. Setiap 1 SPF setara dengan 15 menit. Jadi jika ingin berenang selama 2,5 jam, sebaiknya menggunakan sun screen dengan SPF 10.

Untuk remaja putri, tak ada salahnya jika menggunakan bedak tabur agar terlihat lebih menarik. Mereka yang kulitnya tidak bermasalah cukup melakukan 2 tahap perawatan ini setiap harinya. Namun jika kulit mereka berjerawat, ada baiknya untuk melakukan perawatan tambahan sebagai berikut:

1. Menggunakan masker untuk jerawat setidaknya satu minggu sekali yang berfungsi untuk mengangkat lemak dan mengecilkan pori-pori (khusus untuk kulit berminyak).

2. Menggunakan obat jerawat yang tersedia bebas di pasaran. Dan dipakai hanya pada bagian yang memiliki problem jerawat.

Make Up Tepat untuk Remaja

MAKE UP yang tepat tentu membuat seorang gadis remaja terlihat cantik dan menarik. Tapi kalau salah, penampilan mereka terlihat berlebihan. Bahkan bisa berantakan.

Menurut Deddie, make up artist dari The Sanctum Salon & Spa, orang sebetulnya tak perlu menggunakan make up yang tebal dan berlebihan. Yang natural saja. Make up natural adalah make up berwarna lembut, seperti cokelat, krem, pink, dan oranye. Make up seperti itu cocok untuk remaja. Dengan demikian, mereka tak perlu menggunakan make up yang tebal dan berlebihan. "Meskipun ia ingin menghadiri suatu acara," sambung Deddie.

Hal penting yang harus diperhatikan adalah karakter wajah. Jika karakter wajah keras dan tegas, sebaiknya hindari warna-warna eye shadow yang terang dan shading yang banyak. "Lebih baik, gunakan warna yang sangat soft untuk melembutkan karakter dari wajahnya yang tegas," ujarnya. Selain itu, mesti diperhatikan juga bahan kosmetik. Kosmetik yang mengandung bahan kimia yang keras akan mengiritasi kulit.

Berikut ini tahap-tahapnya:

Concealer

Setelah itu, tambahkan concealer yang warnanya setingkat lebih terang daripada warna kulit. Oleskan concealer di bawah mata atau di atas noda.

Foundation

Gunakan foundation yang setingkat di bawah warna kulit. "Ada cara khusus untuk mendapatkan warna foundation yang tepat yaitu dengan cara mengoleskan foundation pada pipi dan mengetesnya di bawah sinar lampu," kata Deddie.

Bedak padat

Bedak dapat membuat kulit terlihat tidak mengkilat karena minyak atau karena foundation. Untuk kulit berminyak, hindari bedak yang padat karena bedak padat mengandung minyak yang tinggi. Sebaiknya bedak padat diganti dengan bedak tabur.

Eyeshadow

Warna eyeshadow terang berguna untuk highlight dan yang gelap berguna sebagai bayangan mata. Untuk remaja, pada bagian kelopak mata dapat digunakan warna-warna eyeshadow yang soft seperti cokelat atau krem. Cara memakainya pun cukup mudah. Oleskan eye shadow berwarna cokelat pada seluruh kelopak mata, mulai dari ujung mata bagian dalam, lalu oleskan warna gelap di bagian atasnya sebagai bayangan. Pada bagian tulang alis, dapat dioleskan warna terang sebagai highlight. Kemudian ratakan dengan kuas eyeshadow.

Eyeliner

Eyeliner berfungsi membingkai mata. Gunakan eyeliner pada bagian atas dan bawah mata. Dapat juga digunakan eyeliner berwarna putih untuk bagian bawah mata. Gunakan eyeliner pada bagian atas mata, dimulai dari bagian dalam hingga bagian luar, dan usahakan agar eyeliner tidak terputus. Gunakan selalu eyeliner waterproof supaya tidak luntur jika terkena air mata atau keringat.

Maskara

Sebelum memakai maskara, jepit bulu mata dengan penjepit bulu mata, tahan selama beberapa detik, kemudian oleskan maskara mulai dari bagian tengah bulu mata, lalu pada bagian bawah dan ke atas secara zig-zag untuk mendapatkan hasil yang natural.

Blush on

Blush on memberikan warna pada bagian pipi. Atau memberikan rona segar pada bagian wajah. Warna blush on untuk remaja harus senatural mungkin. Yang warna kulitnya putih atau terang, gunakan blush on yang lebih terang, seperti warna pink muda. Sedangkan yang memiliki kulit cenderung gelap, pilih warna pink gelap atau kecokelatan.

Lipstik

Pilih warna lipstik yang sesuai dengan warna kulit. Untuk yang memiliki kulit putih, pilih warna pink dan warna peach. Yang memiliki kulit cenderung kuning dapat memilih lipstik warna cokelat dan oranye bata. Yang memiliki kulit cokelat dapat memilih lipstik warna bronze dan orange gelap. Dan yang berkulit gelap dapat menggunakan lipstik berwarna plum dan merah.

(google)

Remaja Berkepribadian Lemah dan Narkoba

njuran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui pesan layanan singkat (SMS) untuk menghentikan penyalahgunaan dan kejahatan narkoba membuat orangtua harus meningkatkan kewaspadaan terhadap remaja yang rentan penyalahgunaan narkoba.

Masalah pokok remaja berpangkal pada pencarian identitas diri. Mereka mengalami krisis identitas karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak merasa sudah besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan dalam kelompok dewasa. Identitas diri adalah kepastian posisi sosial dalam lingkup pergaulan di mana seseorang berada.

Sejauh mana remaja mampu meraih identitas dirinya, tergantung dari sejauh mana remaja mampu mengendalikan luapan emosi saat merasa tersinggung oleh seseorang di sekitarnya; menempatkan diri dengan wajar dalam relasinya dengan teman sebaya; memperoleh tokoh idola untuk pencapaian identitas diri yang mantap, baik dalam kelompok rekan sebaya (peer) atau dalam keluarga; menerima diri apa adanya; mengendalikan intensitas emosi yang kurang menguntungkan karena keterbatasan tersebut dengan mengompensasi melalui pencapaian prestasi sekolah/sosialnya.

Selain itu sejauh mana mampu mengendalikan melambungnya ambisi dan angan-angan karena meningkatnya kebutuhan perkembangan sosialisasi; mengenali dan mendapat peluang melatih pengendalian kebutuhan biologis baru, dalam hal ini dorongan seksual, tanpa mengurangi pemanfaatan lingkungan pergaulan guna mencapai kemampuan sosialisasi seoptimal mungkin; serta merasa memperoleh pengertian dan dukungan orangtua dan keluarga dalam kondisi kerentanan oleh krisis identitas tersebut.

Bila jawaban atas pertanyaan tersebut meragukan, maka remaja akan terjebak dalam perkembangan pribadi yang ”lemah” dan rentan penyalahgunaan narkoba. Hambatan proses sosialisasi bisa disebabkan faktor internal (psikis) maupun faktor eksternal (fisik).

Hambatan dalam proses sosialisasi merupakan manifestasi kelemahan fungsi kepribadian yang menyebabkan labilitas emosional sehingga tingkat toleransi stres pun relatif rendah. Ia mudah menyerah, kurang memiliki daya juang, dan rendah ketekunannya dalam belajar mengatasi masalah. Remaja tipe ini rentan terhadap pengaruh penyalahgunaan narkoba.

Penyebab lain

Beberapa penyebab lain adalah dinamika relasi khas antara faktor psikis dan fisik yang kurang menguntungkan remaja. Misalnya, badan terlampau gemuk atau kurus, sikap tertutup, teman terbatas, prestasi belajar antara sedang ke kurang, dan kurang berani menghadapi tantangan.

Anak tipe ini biasanya kurang percaya diri sehingga rawan pemerasan/pemalakan. Awalnya dipaksa menyerahkan uang jajan sampai akhirnya dipaksa mencuri di rumah. Hasil pemerasan langsung dibelikan narkoba dan sering terjadi anak dipaksa mencoba minuman keras atau narkoba yang dibeli dari hasil rampasan/pemerasan tadi.

Terbentuk pula kedekatan emosional anak dengan anggota geng lain dan jadilah ia anggota walaupun hanya anak bawang. Karena merasa harus diterima dalam lingkungan pergaulan, sikap loyal terhadap geng semakin kuat. Apa pun yang diminta rekan satu geng akan dipenuhi, apa pun korbannya. Kondisi ini diikuti peningkatan frekuensi bolos sekolah dan barang berharga di rumah menjadi kurang aman.

Beberapa faktor internal mirip hal di atas, tetapi keanggotaan terhadap geng diperoleh dengan pendekatan lebih luwes. Misalnya, anak diajak naik motor, diajari naik motor atau main gitar, untuk kemudian dijadikan obyek pemerasan. Karena khawatir kehilangan teman bermain, segala yang diminta pimpinan geng akan ia penuhi, termasuk merokok dan kemudian menggunakan narkoba.

Remaja yang sejak awal pubertas menunjukkan kurang suka belajar, sering bolos, dan menyukai permainan seperti pachinko atau permainan lain yang mengandung unsur perjudian biasanya mengalami ketidakpuasan emosional di rumah dan tidak mampu mengatasi permasalahan remaja dan gejolak jiwa remajanya. Ia frustrasi dan gelisah.

Keadaan ini sering dilatari sikap keluarga yang kurang sempat memerhatikan anak remajanya dan kurang memberi dukungan kasih serta perhatian bagi anak remaja untuk menyelesaikan masalah remaja tersebut. Keadaan frustrasi ini membuka peluang penggunaan narkoba sebagai cara remaja menyelesaikan masalahnya. Bila akhirnya keluarga mengetahui, reaksi lanjut pihak keluarga biasanya lebih tidak menguntungkan. Artinya, remaja semakin tenggelam dalam penggunaan narkoba sebagai jalan keluar masalahnya.

Remaja yang pada dasarnya memiliki predisposisi kondisi mental psikopat, artinya dari sejak usia 10-11 tahun sudah melakukan perjalanan jauh sendiri tanpa direncanakan, sering ”kabur” dari rumah, pergi tanpa pamit, menghamburkan uang saku, dan biasanya mendapat uang itu sebagai hasil curian. Manakala uang habis, ia akan kembali ke rumah dengan air muka seolah tidak bersalah.

Remaja dengan kecenderungan fungsi kepribadian psikopat tidak segan melakukan kekerasan dan mengancam. Remaja tipe ini pun rawan penyalahgunaan narkoba karena di bawah pengaruh narkoba remaja merasa keberaniannya bertindak antisosial dan agresi semakin meningkat.

Karena itu, waspadalah orangtua dan keluarga. Beri dukungan, kasih, dan pengertian yang pas kepada remaja kita agar tidak terjebak lingkup perkembangan pribadi yang lemah dan rentan penyalahgunaan narkoba.


(google)

Kesehatan Mental Remaja

Dalam psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan. Fase perkembangan remaja ini berlangsung cukup lama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Fase perkebangan remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase ini remaja sedang berada di antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa.
Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu sendiri.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan remaja yang ada di antara dua persimpangan fase perkembanganlah (fase interim) yang membuat fase remaja penuh dengan kesukaran dan persoalan. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat berakibat buruk bahkan fatal (menyebabkan kematian).(Syah, 2001)
Namun, pada dasarnya semua kesukaran dan persoalan yang muncul pada fase perkembangan remaja ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan, jika orangtua, guru dan masyarakat mampu memahami perkembangan jiwa, perkembangan kesehatan mental remaja dan mampu meningkatkan kepercayaan diri remaja.Persoalan paling signifikan yang sering dihadapi remaja sehari-hari sehingga menyulitkannya untuk beradaptasi dengan lingkungannya adalah hubungan remaja dengan orang yang lebih dewasa, terutama sang ayah, dan perjuangannya secara bertahap untuk bisa membebaskan diri dari dominasi mereka pada level orang-orang dewasa.
Seringkali orangtua mencampuri urusan-urusan pribadi anaknya yang sudah remaja dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut, “Dimana kamu semalam?”, “Dengan siapa kamu pergi?”, “Apa yang kamu tonton?” dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut pada dasarnya ditujukan oleh orangtua adalah karena kepedulian orangtua terhadap keberadaan dan keselamatan anak remajanya. Namun ditelinga dan dipersepsi anak pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti introgasi seorang polisi terhadap seorang criminal yang berhasil ditangkap.
Menurut pandangan para ahli psikologi keluarga atau orangtua yang baik adalah orangtua yang mampu memperkenalkan kebutuhan remaja berikut tantangan-tantangannya untuk bisa bebas kemudian membantu dan mensupportnya secara maksimal dan memberikan kesempatan serta sarana-sarana yang mengarah kepada kebebasan. Selain itu remaja juga diberi dorongan untuk memikul tanggung jawab, mengambil keputusan, dan merencanakan masa depannya. Namun, proses pemahaman ini tidak terjadi secara cepat, perlu kesabaran dan ketulusan orangtua di dalam membimbing dan mengarahkan anak remajanya.
Selanjutnya para pakar psikologi menyarankan strategi yang paling bagus dan cocok dengan remaja adalah strategi menghormati kecenderungannya untuk bebas merdeka tanpa mengabaikan perhatian orangtua kepada mereka. Strategi ini selain dapat menciptakan iklim kepercayaan antara orangtua dan anak, dapat juga mengajarkan adaptasi atau penyesuaian diri yang sehat pada remaja. Hal ini sangat membantu perkembangan, kematangan, dan keseimbangan jiwa remaja. (Mahfuzh, 2001)
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja tidak selalu dapat tertangani secara baik. Pada fase ini di satu sisi remaja masih menunjukkan sifat kekanak-kanakan, namun di sisi lain dituntut untuk bersikap dewasa oleh lingkungannya. Sejalan dengan perkembangan sosialnya, mereka lebih konformitas pada kelompoknya dan mulai melepaskan diri dari ikatan dan kebergantungan kepada orangtuanya, dan sering menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya.
Remaja yang salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.
Berkaitan dengan pelepasan tangung jawab, dikalangan remaja juga sering dijumpai banyak usaha untuk bunuh diri. di Negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang, Selandia Baru, masalah bunuh diri dikalangan remaja berada pada tingkat yang memprihatinkan. Sedangkan dinegara berkembang seperti Indonesia, perilaku tidak sehat remaja yang beresiko kecelakaan juga banyak dilakukan remaja, seperti berkendaraan secara ugal-ugalan. Hal lain yang menjadi persoalan penting dikalangan remaja disemua negara adalah, meningkatnya angka delinkuensi. Perilaku tersebut misalnya keterlibatan remaja dalam perkelahian antar sesame, kabur dari rumah, melakukan tindakan kekerasan, dan berbagai pelanggaran hukum, adalah umum dilakukan oleh remaja.
Kesehatan mental masyarakat pada dasarnya tercermin dari segi-segi kesehatan mental remaja. Makin tinggi angka delikuensi, bunuh diri remaja, penggunaan obat dan ketergantungan pada zat adiktif, berarti kesehatan mental masyarakat makin rendah.Usaha bimbingan kesehatan mental sangat penting dilakukan dikalangan remaja, dalam bentuk program-program khusus, seperti peningkatan kesadaran terhadap kesehatan mental, penyuluhan tentang kehidupan berumah tangga, hidup secara sehat dan pencegahan penggunaan zat-zat adiktif, serta penyuluhan tentang pencegahan terhadap HIV/AIDS, dan sejenisnya.
Program kesehatan mental remaja ini dapat dilakukan melalui institusi-institusi formal remaja, seperti sekolah, dan dapat pula melalui intervensi-intervensi lain seperti program-program kemasyarakatan, atau program-program yang dibuat khusus untuk kelompok remaja.

(google)

Bahaya merokok!

Mungkin anda sudah tahu bahwa menghisap asap rokok orang lain di dekat anda lebih berbahaya bagi anda daripada bagi si perokok itu sendiri. Asap Utama adalah asap rokok yang terhisap langsung masuk ke paru-paru perokok lalu di hembuskan kembali. Asap Sampingan adalah asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar.

Masalahnya adalah, udara yang mengandung asap rokok, dan anda hisap, akan mengganggu kesehatan, karena asap rokok mengandung banyak zat-zat berbahaya, diantaranya :
TARMengandung bahan kimia yang beracun, sebagainya merusak sel paru-paru dan meyebabkan kanker.

KARBON MONOKSIDA (CO) Gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.

NIKOTIN Salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan.

Bila anda berada di ruangan berasap rokok cukup lama, maka ketiga zat beracun di atas akan masuk ke paru-paru anda.


Selama beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah membuktikan bahwa zat-zat kimia yang dikandung asap rokok dapat mempengaruhi orang-orang tidak merokok di sekitarnya. Perokok pasif dapat meningkatkan risiko penyakit kanker paru-paru dan jantung koroner. Lebih dari itu menghisap asap rokok orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap penyakit :
ANGINA
Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah pada jantung.
ASMA
Mengalami kesulitan bernafas.
ALERGI
Iritasi akibat asap rokok.
Gejala-gejala gangguan kesehatan :iritasi mata, sakit kepala, pusing, sakit tenggorokan, batuk dan sesak nafas.Wanita hamil yang merokok atau menjadi perokok pasif, meyalurkan zat-zat beracun dari asap rokok kepada janin yang dikandungnya melalui peredaran darah. Nikotin rokok menyebabkan denyut jantung janin bertambah cepat, karbon monoksida menyebabkan berkurangya oksigen yang diterima janin. Anak-anak yang orangtuanya merokok menghadapi kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit dada, infeksi telinga, hidung dan tenggorokan. Dan mereka punya kemungkinan dua kali lipat untuk dirawat di rumah sakit pada tahun pertama kehidupan mereka.
Banyak orang tahu bahaya merokok, tapi tidak banyak yang peduli.
Melihat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan rokok, kiranya diantara kita perlu bahu-membahu berbuat tiga hal utama :
Komunikasi dan informasi tentang bahaya merokok, baik bagi si perokok langsung maupun perokok pasif.
Menyediakan tempat-tempat khusus bagi orang yang merokok agar yang bukan perokok tidak terkena dampak negatifnya.


Jangan merasa segan untuk menegur perokok, jika anda merasa terganggu.


(google)

Memblejeti Kaum Revolusioner Palsu

Pada tahun 1902 terbit sebuah buku panduan politik gerakan revolusioner yang berjudul Apa yang Harus Dikerjakan?. Buku ini memberikan peranan penting dalam pendidikan politik gerakan mahasiswa. Karya ini menyediakan pemikiran progresif bagi mahasiswa dengan doktrin fundamental searah dengan Partai proletar gaya baru. Tulisan ini membuktikan bahwa pertanyaan tentang partai adalah kunci dari semua pertanyaan dari gerakan kelas pekerja.

Apa yang harus dikerjakan juga "mendorong" kaum pekerja untuk membantu dan memberi dukungan pada mahasiswa yang mulai menyatakan sikapnya bagi perjuangan politik. Pada saat yang bersamaan ia "menyerang pemahaman yang tidak sepatutnya' yang diungkapkan oleh gerakan 'mahasiswa yang murni', yang menganjurkan agar mahasiswa tidak terlibat dalam demonstrasi-demonstrasi turun ke jalan.[8]

Buku tersebut menjadi bacaan pokok dilingkungan mahasiswa yang berpikiran progresif. Tulisan tersebut memainkan peranan penting dalam membangun cara pandang revolusioner dan mengajak kaum muda untuk terlibat dalam aktivitas politik. Buku itu juga menunjukkan perkembangan pesat dari para aktivis revolusioner dibawah pengaruh dari Sosial Demokrat. Itulah sebabnya dalam menggabungkannya dengan perjuangan demokratik kelas proletariat, PBSDR selalu mengarahkan mahasiswa progresif sebagai pendukung potensial dari kelas pekerja.

Pada tanggal 2 Aprill 1902, Sipyagin, Menteri Dalam Negeri yang melakukan tindakan-tindakan keji atas mahasiswa, dibunuh di Marinski Palace di St. Petersburg, tempat Kabinet dari Kekuasaan Rusia. Dia ditembak mati oleh Sergei Balmashev, seorang mahasiswa berusia 20 tahun. Dia melakukan tindakan eksekusi atas perintah Organisasi Perlawanan dari Partai Sosialis Revolusioner (SR). [9]

Setahun sebelumnya, Pyotr Karpovich, seorang pelopor gerakan mahasiswa di Universitas Moskow, menyerang Bogolepov, Menteri Pendidikan Umum dan pencipta undang-undang pendidikan yang mengebiri mahasiswa. Ketika Pyotr ditangkap dia menyatakan dirinya sebagai seorang sosialis revolusioner. Tindakannya menarik perhatian para aktivis mahasiswa dan memperoleh legitimasi sebagai "pahlawan". SR menjadi masuk hitungan, ketika mereka mulai merekrut anggota pada tahun 1902. Gagal untuk mendapatkan dukungan dari kelas pekerja, mereka memusatkan upayanya terhadap para mahasiswa yang masih hijau yang sangat terkesan dengan imbauan-imbauan revolusioner untuk berani mengorbankan diri.

Kepada para mahasiswa SR mengatakan,"kita harus menggunakan senjata kita ! Kita harus meletuskan senapan disegala lini, karena masyarakat sudah teracuni oleh stagnasi ! Kita membutuhkan para pahlawan, para nabi kebebasan, darah dan balas dendam." Aksi-aksi terorisme mulai saling bersahutan. Mereka mulai mengguncang emperor, para anggota keluarganya, para menteri, jenderal dan para pejabat tinggi. "Para nabi" yang haus darah tersebut dengan canggihnya telah dimainkan oleh para mahasiswa. Banyak diantara mereka merasa dirinya sebagai pahlawan sungguhan.

Tetapi terorisme sebagai sebuah metode perjuangan revolusioner telah mengurangi pengaruh mahasiswa untuk bersatu dengan kelas pekerja.

"Para pahlawan" yang sendirian selalu mengambil bagian dalam peristiwa berdarah yang sensasional, dan biasanya selalu menarik perhatian khalayak. Banyak kaum muda yang bermimpi untuk melakukan sesuatu yang "heroik". Siapa yang sanggup menghancurkan gambaran dari "para nabi palsu" tersebut? Siapa yang berani menghilangkan prasangka bahwa partai-lah yang menolong mereka? Jalan bagi mahasiswa demokratis di Rusia sangat tergantung pada pertanyaan ini semua. Akankah mereka menjadi sekutu dari proletariat atau hanya ladang subur bagi avonturisme revolusioner ?

Pada awal abad ke 20 dua partai politik Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia dan partai borjuis kecil SRs menjadi pimpinan bagi gerakan mahasiswa di Rusia. Semangat kaum revolusioner borjuis kecil merupakan sebuah ancaman serius sebab SRs mempunyai pengaruh dikalangan mahasiswa.

Dalam pertempuran bagi dominasi politik, SR selalu menjelek-jelekan kebijaksanaan dan taktik Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia. Mereka menuduh Sosial Demokrat telah gagal merumuskan peranan kaum intelektual, khususnya mahasiswa, dalam revolusi. Pada saat yang bersamaan SRs menyatakan dirinya sedang mengembangkan analisa yang rinci tentang pertanyaan tersebut.

Pada tahun 1901, sebelum partai terbentuk, "Manifesto dari Partai Sosialis Revolusioner" menyatakan peranan yang dimainkan oleh intelektual dalam proses revolusioner. SRs sangat yakin bahwa "kaum intelektual diidentikan oleh sebuah lapisan budaya yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan proletariat industrial dan kaum intelektual mempunyai lapisan kesadaran politik yang lebih tinggi", itu menyebabkan kemudahan-kemudahan untuk mengasimilasi ide mereka. Sebagaimana yang ditekankan SRs, mereka berharap untuk merekrut dari intelgensia "yang paling sadar" dan unsur paling aktif bagi partai mereka.

Beberapa tahun kemudian dalam penerbitan SRs yang lain, yang berjudul Revolutsionnaya Rossiya (Revolusioner Rusia) dan Vestnik Russkoi Revollutssi (Buletin Revollusioner Rusia), para pimpinan partai mengulang kembali inti teori bagi kepeloporan intelektual muda Rusia yang akan memainkan peranan dalam revolusi Rusia.

Mereka yakin, jika sebuah partai revolusi tidak memandang realitas melalui kacamata "teori ekonomi", itu akan membangun intelgensia yang teroganisir baik, yang mempunyai hubungan erat dan terkadang bergabung dengan pikiran progresif yang diwakili oleh rakyat. Sebagaimana yang mereka lihat, "penyatuan" ini berarti bahwa "rakyat yang lugu" akan mengikuti kebangkitan intelgensia sosialis yang bekerja dan berjuang untuk rakyat. SR menyatakan pada seluruh intelgensia, dan para mahasiswa yang mengambil bagian dalam pembentukannya, sebagai massa yang homogen. Mereka berpegangan bahwa motif "ideal" dari perjuangan terhadap kekerasan, yang sering dipakai akan membangkitkan keberanian kaum intektual muda untuk menjalankan misi kepahlawanannya. Menurut kaum SR misi ini hanya akan berhasil hanya apabila semua mahasiswa telah bersatu secara ideologi.

Para teoritisi SR yakin bahwa mahasiswa akan mengarah pada sebuah perjuangan politik umum yang berbasiskan pada organisasi semua kaum intelektual muda demokratis yang menciptakan revolusi karena semua mahasiswa demokratis dapat menerimanya. Sejauh masih menarik perhatian SR, para pimpinannya secara jujur menyatakan bahwa mereka berharap dapat mempengaruhi kaum muda tanpa memperbaiki berbagai kenyataan partai yang "dicapkan" pada dirinya. Dalam penjelasan tentang semangat revolusioner non-partai dari SR, sosial-demokrat mengingatkan tentang pertanyaan pentingnya aktivitas politik para mahasiswa yang mengarah pada bentuk partai yang jelas. Perkembangan ini membuktikan bahwa SR telah gagal membuktikan keilmiahannya dan mengubah garis politik. Bila kita mengilustrasikan pandangan kaum sosial-demokrat, para pimpinan SRs tetap keras kepala menerapkan bahwa persatuan kaum muda yang berdasarkan sosialis, meskipun tidak jelas, sanggup memberikan penyelesaian dan mempertegas tujuan perjuangan melawan tsarisme bagi "perbaikan" massa rakyat.

(google)

Sejarah Islam (Pendahuluan)

Islam muncul di Jazirah Arab pada abad ke-7 masehi ketika Nabi Muhammad s.a.w.mendapat wahyu dari Allah s.w.t. Setelah kematian Rasullullah s.a.w. kerajaan Islam berkembang sampai Samudra Atlantik di Barat dan Asia Tengah di Timur. Lama-kelamaan umat Islam terpecah dan terdapat banyak kerajaan-kerajaan Islam lain yang muncul.

Namun demikian, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah,kerajaan Abbasiyyah, kerajaan Seljuk/Turki Seljuk,Kekhalifahan Ottoman,Kemaharajaan Mughal,India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang kuat dan besar di dunia. Tempat belajar ilmu yang hebat telah mewujudkan satu Tamadun Islam yang agung.Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam.

Pada abad ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Ottoman yaitu kekaisaran Islam terakhir tumbang menyembah bumi.

Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang dilewati oleh jalur sutera. Kebanyakkan orang Bangsa Arab/Arab merupakan penyembah berhala dan ada sebagian merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi.Mekah ialah tempat suci bagi bangsa Arab ketika itu karana di situ terdapatnya berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Telaga Zamzam dan yang paling penting sekali Kaabah.

Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan di Mekah pada Tahun Gajah (570 atau 571 masihi). Ia merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal dunia. Ia dibesarkan oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Baginda kemudiannya menikah dengan Siti Khadijah dan menjalani kehidupan yang bahagia.

Namun demikian, ketika Nabi Muhammad s.a.w. berusia lebih kurang 40 tahun, beliau didatangi oleh Malaikat Jibril a.s. Sesudah beberapa waktu beliau mengajar ajaran Islam secara tertutup kepada rekan-rekan terdekatnya yang dikenal sebagai "as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk Islam)"dan seterusnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.

Pada tahun 622 masehi, baginda dan pengikutnya hijrah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah. Peristiwa lain yang terjadi setelah hijrah adalah dimulainya kalender Hijrah.

Mekah dan Madinah kemudiannya berperang. Nabi Muhammad s.a.w. memenangi banyak pertempuran walaupun ada di antaranya tentera Islam yang tewas. Lama kelamaan orang-orang Islam menjadi kuat dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah wafatnya Nabi Muhammad s.a.w., seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan orang Islam.

(google)

Pengertian kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

  1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik
  2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)

(google)

Diet

Orang dengan fungsi ginjal yang rendah harus sadar bahwa beberapa bagian dari diet yang normal dapat memperburuk kegagalan ginjal.

Protein. Protein adalah penting untuk tubuh kita. Protein membantu tubuh kita memperbaiki otot dan melawan penyakit. Kita mendapatkan sebagian besar protein dari daging. Seperti dibahas di atas, ginjal yang sehat menghilangkan bahan ampas dari darah tetapi meninggalkan protein. Ginjal yang rusak tidak memisahkan protein dari bahan ampas.

Beberapa dokter mengusulkan pasien untuk membatasi jumlah protein yang dikonsumsi agar pekerjaan ginjalnya dikurangi. Tetapi kita tidak dapat menghindari protein secara keseluruhan. Kita mungkin harus konsultasi dengan ahli gizi untuk membentuk rencana pola makan yang tepat.

Kolesterol. Satu masalah lagi yang mungkin terkait dengan kegagalan ginjal adalah tingkat kolesterol yang terlalu tinggi dalam darah. Tingkat kolesterol yang tinggi dapat disebabkan oleh konsumsi makanan tinggi lemak.

Kolesterol dapat menumpuk pada dinding dalam di pembuluh darah. Tumpukan ini meningkatkan beban pada jantung dalam memompa darah melalui pembuluh dan dapat mengakibatkan serangan jantung dan stoke.

Merokok. Merokok tidak hanya meningkatkan risiko penyakit ginjal, tetapi juga meningkatkan kematian akibat stroke dan serangan jantung pada orang dengan CKD. Kita sebaiknya mencoba berhenti merokok.

Zat natrium. Zat natrium adalah bahan kimia yang ditemukan pada garam dan makanan lain. Natrium dalam makanan kita dapat meningkatkan tekanan darah, jadi kita sebaiknya menghindari makanan yang mengandung tingkat natrium yang tinggi.

Zat kalium. Zat kalium adalah mineral yang ditemukan secara alami di banyak buahan dan sayuran, misalnya jeruk, kentang, pisang, buah kering, buncis kering dan kacang. Ginjal yang sehat mengatur tingkat zat kalium dalam darah, dan membuang kelebihannya. Ginjal yang sakit mungkin tidak berhasil menghilangkan kalium yang berlebih, dan dengan fungsi ginjal yang sangat buruk, tingkat kalium yang tinggi dapat mempengaruhi denyut jantung.

(kaskus)

Apa stadium penyakit ginjal?

GFR kita adalah tanda terbaik untuk menunjukkan kesehatan ginjal. Pada 2002, National Kidney Foundation AS menerbitkan pedoman pengobatan yang menetapkan lima stadium CKD berdasarkan ukuran GFR yang menurun. Pedoman tersebut mengusulkan tindakan yang berbeda untuk masing-masing stadium penyakit ginjal.
  • Risiko CKD meningkat. GFR 90 atau lebih dianggap normal. Bahkan dengan GFR normal, kita mungkin berisiko lebih tinggi terhadap CKD bila kita diabetes, mempunyai tekanan darah yang tinggi, atau keluarga kita mempunyai riwayat penyakit ginjal. Semakin tua kita, semakin tinggi risiko. Orang berusia di atas 65 tahun dua kali lipat lebih mungkin mengembangkan CKD dibandingkan orang berusia di antara 45 dan 65 tahun. Orang Amerika keturunan Afrika lebih berisiko mengembangkan CKD.
  • Stadium 1: Kerusakan ginjal dengan GFR normal (90 atau lebih). Kerusakan pada ginjal dapat dideteksi sebelum GFR mulai menurun. Pada stadium pertama penyakit ginjal ini, tujuan pengobatan adalah untuk memperlambat perkembangan CKD dan mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
  • Stadium 2: Kerusakan ginjal dengan penurunan ringan pada GFR (60-89). Saat fungsi ginjal kita mulai menurun, dokter akan memperkirakan perkembangan CKD kita dan meneruskan pengobatan untuk mengurangi risiko masalah kesehatan lain.
  • Stadium 3: Penurunan lanjut pada GFR (30-59). Saat CKD sudah berlanjut pada stadium ini, anemia dan masalah tulang menjadi semakin umum. Kita sebaiknya bekerja dengan dokter untuk mencegah atau mengobati masalah ini.
  • Stadium 4: Penurunan berat pada GFR (15-29). Teruskan pengobatan untuk komplikasi CKD dan belajar semaksimal mungkin mengenai pengobatan untuk kegagalan ginjal. Masing-masing pengobatan membutuhkan persiapan. Bila kita memilih hemodialisis, kita akan membutuhkan tindakan untuk memperbesar dan memperkuat pembuluh darah dalam lengan agar siap menerima pemasukan jarum secara sering. Untuk dialisis peritonea, sebuah kateter harus ditanam dalam perut kita. Atau mungkin kita ingin minta anggota keluarga atau teman menyumbang satu ginjal untuk dicangkok.
  • Stadium 5: Kegagalan ginjal (GFR di bawah 15). Saat ginjal kita tidak bekerja cukup untuk menahan kehidupan kita, kita akan membutuhkan dialisis atau pencangkokan ginjal.

Selain memantau GFR, tes darah dapat menunjukkan apakah zat-zat tertentu dalam darah kurang berimbang. Bila tingkat fosforus atau kalium mulai naik, sebuah tes darah akan mendesak dokter untuk menangani masalah ini sebelum mempengaruhi kesehatan kita secara permanen.

(kaskus)

Penyakit ginjal bawaan

Beberapa penyakit ginjal berasal dari faktor bawaan, Contohnya, penyakit ginjal polikistis (polycystic kidney disease/PKD) adalah kelainan genetis dengan banyak kista tumbuh di ginjal. Kista PKD secara bertahap dapat mengganti banyak massa ginjal, mengurangi fungsi ginjal dan mengakibatkan kegagalan ginjal.

Beberapa masalah ginjal dapat tampak saat bayi masih berkembang dalam kandungan. Contoh termasuk PKD autosomal recessive, bentuk PKD yang jarang, dan masalah perkembangan lain yang mengganggu pembentukan nefron secara normal. Tanda penyakit ginjal pada anak beragam. Seorang anak mungkin bertumbuh sangat pelan, dapat sering muntah, atau mungkin mengalami nyeri pada punggung atau pinggang. Beberapa penyakit ginjal dapat “diam” selama beberapa bulan atau bahkan tahun.

Bila anak kita mempunyai penyakit ginjal, dokter anak seharusnya menemukannya waktu pemeriksaan berkala. Tanda pertama masalah ginjal mungkin tekanan darah tinggi, jumlah sel darah merah yang rendah (anemia), atau darah atau protein dalam air seninya. Bila dokter menemukan satu saja dari masalah ini, tes lanjutan mungkin dibutuhkan,termasuk tes darah atau air seni tambahan, atau rontgen. Pada beberapa kasus, dokter mungkin harus melakukan biopsi – mengambil sepotong kecil dari ginjal untuk diperiksa dengan mikroskop.

Beberapa penyakit ginjal bawaan mungkin baru terdeteksi setelah dewasa. Jenis PKD yang paling umum dulu disebut sebagai “PKD dewasa” karena gejala tekanan darah yang tinggi dan kegagalan ginjal baru muncul setelah pasien berusia 20-an atau 30-an tahun. Tetapi dengan perkembangan dengan teknologi diagnosis, sekarang dokter dapat menemukan kista pada anak dan remaja sebelum muncul gejala.

(kaskus)
Justify Full

Apa fungsi ginjal kita ?

Kedua ginjal kita adalah organ penting yang melakukan berbagai fungsi untuk menjaga darah tetap bersih dan seimbang secara kimiawi. Pemahaman mengenai cara kerja ginjal dapat membantu kita menjaga kesehatan.

Ginjal kita adalah organ berbentuk lonjong, masing-masing berukuran serupa dengan kepalan tangan. Organ tersebut terletak dekat pertengahan punggung, pas di bawah kerangka tulang rusuk. Ginjal adalah mesin pendaurulang yang canggih. Setiap hari, ginjal kita menguraikan kurang lebih 200 liter darah untuk menyaring sekitar dua liter bahan ampas dan air berlebihan. Bahan ampas dan air berlebihan menjadi air seni, yang mengalir ke kandung kemih melalui pembuluh yang disebut ureter. Kandung kemih kita menyimpan air seni sampai kita buang air kecil.

Bahan ampas dalam darah kita berasal dari penguraian jaringan aktif secara normal dan dari makanan yang kita konsumsi. Tubuh kita memakai makanan untuk tenaga dan memperbaiki diri. Setelah tubuh kita sudah mengambil apa yang dibutuhkan dari makanan, bahan ampas dikirim ke darah. Bila ginjal kita tidak menghilangkannya, bahan ampas ini akan bertumpuk dalam darah dan merusak tubuh kita.

Proses penyaringan terjadi di unsur sangat kecil di dalam ginjal kita yang disebut nefron. Setiap ginjal mengandung kurang lebih sejuta nefron. Dalam nefron, sebuah glomerulus – pembuluh darah yang sangat kecil, atau kapiler – berjalin dengan pembuluh pengumpulan air seni yang sangat kecil, yang disebut tubul. Penggantian kimia yang rumit terjadi, dengan bahan ampas dan air keluar dari darah dan masuk ke sistem air seni.

Pada awal, tubul tersebut menerima gabungan bahan ampas dan bahan kimia yang masih berguna untuk tubuh kita. Ginjal kita membagikan bahan kimia misalnya zat natrium, fosforus dan kalium, dan mengembalikan bahan tersebut ke tubuh. Dengan cara ini, ginjal kita mengatur tingkat bahan kimia tersebut di tubuh kita. Keseimbangan yang tepat dibutuhkan untuk kehidupan, dan apabila berlebihan dapat berdampak buruk.

Selain menghilangkan bahan ampas, ginjal kita mengeluarkan tiga hormon yang penting:
• eritropoietin, atau EPO, yang merangsang sumsum tulang untuk membuat sel darah merah
• renin, yang mengatur tekanan darah
• kalsitriol, bentuk aktif vitamin D, yang membantu menahan zat kalsium untuk tulang, dan untuk keseimbangan kimia yang normal dalam tubuh

(kaskus)