Sabtu, 05 Maret 2011

Belanja Unik di Sungai Martapura


MENTARI pagi sepertinya masih enggan untuk keluar dari persembunyian malamnya. Namun, tidak bagi para ibu-ibu di sepanjang sungai Martapura, Lok Baintan, Kalimantan Selatan. Bagi mereka saat itu adalah waktunya untuk pergi ke pasar.

Namun, anda jangan membayangkan sebuah pasar seperti pada umumnya disini. Hal tersebut dikarenakan bagi perempuan Lok Baintan, pasar merupakan tempat transaksi ditengah sungai yang dilakukan diatas perahu. Sekitar pukul 5 waktu setempat, mereka telah mengisi penuh jukung (perahu kayu) maupun klotok (perahu bermotor) untuk segera dibawa kepasar. Tak hanya satu yang mereka isi dengan barang dagangan, sebagian ada yang menggandeng dua, bahkan tiga jukung sekaligus dibelakang perahu utamanya.

Satu-persatu ibu-ibu dari berbagai penjuru, datang kesuatu titik ditengah sungai yang telah disepakati lengkap dengan perahu ‘kargo’nya tersebut. Sedangkan para pedagang yang telah datang duluan sibuk menjaga jukung-jukungnya agar tidak terbalik saat ada klotok yang lewat. Hal ini berlangsung hingga pukul 7 pagi waktu setempat. Dan biasanya, saat itu posisi pasar sudah bergeser dari tempat asalnya akibat terseret arus sungai.

Barang yang dijual disini beragam. Hasil bumi yang terdiri dari buah-buahan dan sayur-mayur, kue-kue khas jajanan pasar, hingga pakaian pun ada. Intinya adalah kebutuhan pokok sehari-hari, layaknya pasar pada umumnya. Anda juga jangan kaget, karena dipasar ini uang bukanlah segalanya. Memang sebagian pedagang ada yang menerima transaksi dengan cara tunai. Namun selain itu, pedagang disini masih menganut sistem barter. Hal ini dilakukan dengan menukarkan barang yang anda miliki dengan barang orang lain yang anda inginkan, tentu dengan negosiasi terlebih dahulu tentunya. Pemandangan yang unik bukan?

Tak hanya itu, para pedagang di Pasar Terapung Lok Baintan juga memiliki keunikan tersendiri dalam aksesoris yang mereka gunakan dibandingkan dengan para pedagang dipasar-pasar terapung lain di Kalimantan. Mereka biasanya mengenakan sebuah caping khas urang Banjar, yang disebut dengan Tanggui.

Tanggui merupakan caping, yang dianyam dari daun Nipah kering. Namun berbeda dengan caping pada umumnya, Tanggui berbentuk bundar seperti separuh dari bola. Fungsinya tak lain adalah sebagai pelindung kepala dari sengatan matahari. Selain dibawa pada saat berdagang, Tanggui juga kerap dipakai pada saat musim panen tiba.

Keunikan pasar terapung Lok Baintan ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan dalam maupun luar negeri. Bagi anda yang berminat mengunjunginya, ada dua cara yang bisa anda gunakan. Pertama, melalui jalur darat selama satu jam dari Kota Banjarmasin. Namun bersiaplah, karena anda akan menghadapi jalur berliku penuh lumpur untuk sampai kelokasi.

Anda lebih disarankan untuk menggunakan cara kedua, yakni dengan menggunakan jalur sungai. Anda bisa menyewa klotok, untuk menyusuri sungai Martapura lengkap dengan pemandangan lanting (rumah terapung khas masyarakat sungai-red) disepanjang perjalanan.

Sumber : Okezone.com

Tidak ada komentar: