Minggu, 10 Oktober 2010

Guru Tak Kuasai Bahasa Inggris

Yogyakarta (ANTARA) - Banyak guru tidak bisa berbahasa Inggris, karena mereka tidak dipersiapkan untuk menguasai bahasa asing tersebut, kata Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Achmad Zainal Fanani.

"Penguasaan bahasa Inggris khususnya bagi guru di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum maksimal karena tidak dicetak untuk bisa berbahasa Inggris dengan baik," katanya di Yogyakarta, Minggu.

Hal itu disampaikan Zainal menanggapi tujuh guru sekolah dasar di DIY yang batal mengikuti pelatihan pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi di Jepang karena terkendala penguasaan bahasa Inggris yang menjadi salah satu syarat dalam kegiatan tersebut.

Ia mengatakan, guru tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas banyak tidak bisa berbahasa Inggris, termasuk di rintisan sekolah bertaraf internasional dan sekolah bertaraf internasional.

Hal itu bisa terjadi karena selama kuliah hanya memperoleh mata kuliah bahasa Inggris sebanyak dua satuan kredit semester (SKS).

Menurut dia, porsi mata kuliah bahasa Inggris pada saat guru menempuh pendidikan di Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) hanya dua SKS.

"Oleh karena itu, jangan berharap banyak guru bisa fasih berbahasa Inggris, kecuali guru jurusan bahasa Inggris atau yang kursus bahasa tersebut," katanya.

Ia mengatakan, permasalahan itu menjadi tugas bersama untuk diatasi. Namun, bukan berarti menjadi tuntutan bagi para guru untuk bisa berbahasa Inggris secara instan.

"Penguasaan bahasa Inggris bisa tercapai melalui proses yang cukup panjang. Misalnya, jika ingin mengirim guru ke luar negeri harus dikursus dulu agar penguasaan bahasa Inggris mereka menjadi baik," katanya.


Sumber : Yahoo

Tidak ada komentar: